Betatrophin: Hormon yang Dapat Menyembuhkan Diabetes?

Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh berkurangnya produksi insulin dalam tubuh. Pada diabetes melitus tipe I, Berkurangnya produksi insulin disebabkan oleh reaksi autoimun yang menghancurkan sel beta pankreas. Sedangkan pada diabetes melitus tipe II, terjadi penurunan fungsi sel beta.

Diabetes Melitus adalah masalah yang sangat besar di Indonesia dan dunia. Wild memprediksi bahwa jumlah penduduk dunia yang diabetik akan meningkat dari 171 juta saat ini menjadi 366 juta pada tahun 2030. Tentunya, ini menyebabkan beban ekonomi yang luar biasa karena kebereadaan DM seringkali disertai penyakit kronik lain seperti retinopati diabetika dan gagal ginjal.
Pengobatan diabetes yang tersedia sekarang juga masih kurang memuaskan. Dua modalitas pengobatan DM yang tersedia sekarang: obat antidiabetik oral dan juga injeksi insulin memiliki efek samping  yang berpotensial menyebabkan kematian yaitu hipoglikemia. Oleh karena itu kita membutuhkan  suatu solusi yang lebih permanen untuk menyelesaikan masalah DM.
Solusi yang lebih permanen diarhapkan muncul dari sel punca.  Ilmuwan berharap sel punca dapat dideferensiasi menjadi sel beta pankreas yang dapat menghasilkan insulin. Namun, pendekatan ini memiliki beberapa hambatan:
  1. penelitian yang dilakukan oleh … berhasil melakukan diferensiasi dari sel punca menjadi sel beta. Namun, differensiasi sel ini masih tidak efektif. Dibutuhkan sel punca dalam jumlah yang sangat besar untuk menghasilkan sel beta yang sedikit.
  2. Penggunaan embrio yang masih memiliki banyak hambatan etik.
Melihat hambatan yang cukup besar ini, divisi stem cell and regenerative medicine Harvard University banting setir: mereka tidak mencari cara untuk mendiferensiasikan stem cell menjadi sel beta. Melainkan mereka mencari hormon yang dapat digunakan untuk mendorong proliferasi sel beta secara alami.
Setelah 2 tahun meneliti, ditemukanlah hormon Betatropin. Hormon yang dihasilkan oleh hati ini mendorong proliferasi sel beta pankreas.  Ada 3 alasan mengapa betatropin ini sangat potensial untuk menjadi solusi DM:
  1. pertumbuhan sel beta terjadi dengan sangat cepat. penelitian di laboratorium menunjukan bahwa dalam 7 hari, jumlah sel beta meningkat sebanyak 50%. Pertumbuhan ini jauh lebih cepat daripada metode-metode lain.
  2. sel beta yang dihasilkan adalah sel-sel yang fungsional dan dapat menghasilkan hormon insulin.
  3. Betatropin memiliki fungsi yang spesifik.  Artinya, pemberian betatropin hanya akan meningkatkan jumlah sel beta tanpa meningkatkan proliferasi sel-sel lain yang terdapat di pankreas


Hormon betatrophin yang dapat memacu proliferasi sel beta pankreas
Implikasi yang paling besar dari riset ini adalah obat ini dapat menyederhanakan terapi diabetes melitus. Dari injeksi insulin yang harus dilakukan tiap hari menjadi injeksi hormon yang perlu dilakukan hanya setahun sekali. Selain itu, keberadaan sel beta akan membantu kontrol kadar glikemik pasien.

Salah satu hal yang paling menarik dari penemuan hormon Betatropin ini adalah penemuan ini bukan berasal dari studi in-vitro yang kompleks melainkan pengamatan klinis sederhana. Salah satu anggota tim peneliti, Douglas Melton mengamati bahwa ibu hamil memiliki jumlah populasi sel beta yang lebih sangat tinggi. Melton mencermati bahwa salah satu hormon yang meningkat secara tajam pada ibu hamil adalah hormon betatropin.  Hormon ini dihasilkan oleh hati dan sel lemak. Memang, observasi klinis yang cermat dapat menjadi salah satu inspirasi untuk melakukan peneltian.

Hasil penelitian yang dimuat di jurnal cell ini masih menggunakan tikus sebagai hewan percobaan. Selanjutnya, obat ini akan masuk ke dalam phase I, phase II dan phase III clinical trial. Anda dapat membaca fase-fase pembuatan obat di sini. Semoga Betatrophin dapat menjadi solusi bagi masalah DM di masa depan. amiinn

Posting Komentar